Menko Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy menyarankan Menteri Agama Fachrul Razi mengeluarkan fatwa tentang pernikahan dengan status ekonomi.
Hal itu, kata dia, bisa mengurangi tingkat kemiskinan di negeri ini. Ucapan itu bukan tanpa sebab, Muhadjir melihat selama ini ada kekeliruan memahami tafsiran agama. Sehingga hal itu berdampak pada tingkat ekonomi masyarakat.
“Di Indonesia ini kan ada ajaran agama yang kadang-kadang disalahtafsirkan. Kalau mencari jodoh yang se-kufu, setara, apa yang terjadi? Orang miskin cari juga sesama miskin. Akibatnya ya jadilah rumah tangga miskin baru, inilah problem di Indonesia,” kata Muhadjir Effendy, dalam sambutannya di Rapat Kerja Kesehatan Nasional di JIExpo, Kemayoran, Jakarta Pusat, Rabu (19/2/2020).
“Maka mbok disarankan sekarang dibikin Pak Menteri Agama bikin fatwa; yang miskin wajib cari yang kaya, yang kaya cari yang miskin, jadi kalau ada ajaran agama mencari jodoh,” ujarnya.
Ucapan Muhadjir ini pun disambut tepuk tangan dan tawa hadirin. Ia melanjutkan, program pranikah Kementerian Agama bisa melacak potensi terjadinya penambahan keluarga miskin.
“Jadi program pranikah yang sekarang kita design tujuannya untuk kita lacaklah, kan di Indonesia ini ada 2.500.000 perkawinan per tahun, yang 1,9 juta itu melalui Pak Menteri Agama, sisanya melalui Catatan Sipil. Dan itu bisa dipastikan 10 persen adalah calon keluarga miskin, itulah yang menjadi perhatian kita,” imbuhnya.
Muhadjir mengatakan, dengan cara itu pemerintah bisa memberikan solusi apabila ada pasangan yang mau menikah tetapi belum memiliki keterampilan khusus dengan dilatih.
Tujuannya, agar kelak bisa memperbaiki tingkat ekonomi masing-masing.
Sumber : kumparan.com
Comments0